Apakah menurut Anda malas itu merupakan sifat yang negatif? Dan apakah sifat rajin itu bermakna positif? Lagi-lagi penulis ingin mengajak Anda untuk bersama-sama memikirkannya. Andaikan seorang King Camp Gillete tidak kesal dengan perawatan kumisnya yang tumbuh lebat, akankah sebuah lempeng tipis yang kita kenal dengan sebutan silet akan tercipta? Juga, jika Chester Flood Carlson tidak merasa pegal dan bosan bekerja sebagai penyalin dokumen hak paten di sebuah perusahaan elektronik di Amerika, akankah kita mengenal mesin fotokopi? Apa jawaban Anda jika dihadapkan dengan pertanyaan seperti itu?
Keterangan: Chester Flood Carlson dan mesin fotokopi Xerox
Keterangan: King Camp Gillette
Keterangan: Mekanisme alat cukur rancangan Gillette
Penulis bukan ingin mengatakan bahwa menjadi orang yang rajin itu buruk, hanya saja banyak orang sering menganggap bahwa malas itu termasuk sifat yang buruk, dan tidak setiap rasa malas yang menghinggapi seseorang itu tidak baik untuk orang tersebut.
Kemalasan seorang manusia, jika diiringi dengan kreativitas yang tinggi, maka akan menciptakan suatu karya yang menjadi bagian dari budaya. Kemalasan dan kreativitas ini, ternyata menjelma menjadi sesuatu yang kini kita sebut ‘teknologi’. Tentu saja, kita harus belajar untuk membangun SDM yang kita miliki demi mengimbangi kecepatan teknologi yang sangat pesat perkembangannya.
Teknologi laksana sebuah kuda perang yang sangat liar, ketika kita tidak mampu mengendalikannya, maka ia akan membuat kita ‘terjerembap’ ke tempat yang membuat kita jadi konsumtif. Tapi, jika kita mampu mengendalikannya, maka kita akan memiliki berbagai keuntungan.
Untuk mengendalikan ‘sang kuda’ ini, kita harus mempelajari seni memperlakukan kuda dan sang kuda itu sendiri. Dengan kata lain, jika kita ingin mengendalikan arah teknologi, kita harus mempelajari budaya (kearifan lokal) warisan generasi terdahulu juga mempelajari tentang teknologi. Dalam hal ini, kita harus malas terpental dari ‘kuda’ kita, kita harus malas menjadi masyarakat yang konsumtif. Semoga Tuhan memberikan kemalasan untuk menjadi orang bodoh bagi kita semua.
Referensi (alfabetis):
en.m.wikipedia.org/wiki/Culture
en.m.wikipedia.org/wiki/Social_construction_of_technology
en.m.wikipedia.org/wiki/Social_technology
en.m.wikipedia.org/wiki/Technology
id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya
id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
id.m.wikipedia.org/wiki/Teknologi
id.m.wikipedia.org/wiki/Utilitas
kopisantan.wordpress.com/2012/11/18/teknobudaya
qact.wordpress.com/2012/12/13/merintis-teknobudaya-nusantara
sosiologibudaya.wordpress.com/2012/05/28/budaya-dan-teknologi-2
tacitthinker.com/2011/10/23/culture-change
wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/05/pergeseran-budaya-dan-teknologi
No comments:
Post a Comment